Home » » Mahesa Suro dan Lembu Sora

Mahesa Suro dan Lembu Sora

Alkisah di negeri Antah Beranta, sang Raja sedang bersedih hatinya, di dalam sanggar pamujan beliau memanjatkan puji dan doa kepada Sang Hyang Widhi Wasa.

"Duh Hyang Widhi, ampunilah hambaMu ini karena tidak bisa mendidik putera-putera hamba menjadi manusia yang berbudi luhur, hamba serahkan nasib mereka mohon paduka berkenan mendidiknya."

Keesokan harinya Sang Raja sedang mengadakan pisowanan agung yang di hadiri para menteri dan para adipati. Dalam rapat itu para menteri dan adipati mengadukan kelakuan dan perbuatan buruk putera Raja. Raja menjadi murka lalu dipanggilnya kedua puteranya. Setelah mereka menghadap.



"Apa benar apa yang dikatakan oleh menteri pertahanan dan keamanan, kalau kamu berdua bikin kerusuhan dengan mengadakan pesta tayub, sabung ayam, mabuk-mabukan dan mengganggu istri orang?"

"Benar Rama .." Jawab mereka kompak, keduanya memang nakal tapi mereka adalah anak yang jujur.
Namun jawaban mereka justru membuat Sang Raja kehilangan muka dan bertambah murka.

"Kamu H&D, karena kenakalan dan sifat malasmu, ku kutuk kamu menjadi lembu, dengan nama Lembu Sura .."
"Dan kamu MSR, karena sifat keras kepalamu, ku kutuk kamu menjadi banteng, dengan nama Mahesa Sura .."

Sabda Pendita Ratu, Raja adalah wakil Dewa di mayapada maka seketika kepala mereka berdua berubah menjadi kepala seekor lembu dan seekor banteng.

Sejenenak Sang Raja dan para hadirin tertegun melihat kejadian ini, namun sabda sudah terucap.
"Kalau kepala kalian mau berubah kembali seperti sedia kala, maka kalian harus bertapa di gunung Reksa Muka selama 100 tahun lamanya. Sekarang pergilah ..!" Perintah Sang Raja.

Keduanya pergi meninggalkan istana dengan segala kemewahannya dengan berurai air mata. Menuju gunung tempat pertapaan mereka.
Seratus tahun lamanya mereka hidup penuh dengan penuh keprihatinan, untuk mengisi waktunya mereka belajar main catur dan berlatih olah kanuragan juga olah kajiwan dengan sungguh2 di bawah bimbingan Begawan Sora Sulistyo.

Akhirnya seratus tahun sudah berlalu, kepala mereka sudah kembali seperti semula. Namun mereka tidak bisa pulang ke kerajaannya karena sudah digusur dan berubah menjadi mall.  Sehingga  mereka terpaksa merantau ke Balikpapan untuk memperluas wawasan dan menambah pengalaman hidup.

Sekarang mereka sudah hidup mapan di Balikpapan, dan mereka bekerja di salah satu perusahaan otomotif dari Jepang.

Pertanyaan : apakah mereka terlibat dengan meletusnya gn. Kelud, dan siapakah mereka di kehidupan sekarang ini?

0 komentar:

Posting Komentar