Home » » Kunjungan Raja Arab Saudi

Kunjungan Raja Arab Saudi

Kunjungan Raja Arab Saudi – Menjadi hot topic di berbagai media di Indonesia. Besok tanggal 1 Maret 2017, Raja Salman bin Abdulaziz al- Saud, Raja Kerajaan Arab Saudi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Tentu saja kunjungan Raja Arab Saudi ini menimbulkan berbagai opini di kalangan rakyat Indonesia terutama bagi mereka yang mengikuti pergolakan ekonomi dan politik di Indonesia.

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al- Saud, akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017. Tak tanggung-tanggung, pemimpin Arab Saudi tersebut membawa rombongan dengan jumlah yang cukup besar, yakni kurang lebih 1.500 orang yang di antaranya 10 menteri dan 25 pangeran. 

Sebelum menjadi putra mahkota kedua, Salman cukup lama menjadi gubernur ibu kota Saudi, Riyadh, selama 48 tahun. Dia menjadi raja pada tanggal 23 Januari 2015 setelah kematian saudara tirinya, Raja Abdullah.

Kunjungan Raja Arab Saudi
Raja Salman bin Abdulaziz al- Saud, Sumber Gambar : Republika.co.id

Kunjungan Raja Arab Saudi  ini dikaitkan dengan kepentingan investasi, kerjasama bilateral,politik dan berbagai kepentingan lainnya.

Kepentingan Dibalik Kunjungan

Kunjungan kenegaraan pertama Arab Saudi setelah 47 tahun yang lalu ini, tepatnya pada Rabu (10/6/1970), menunjukan bahwa negeri minyak tersebut tengah membutuhkan peningkatan kerja sama dengan Indonesia. Menurut pengamat hubungan internasional Alex Jemadu, yang dikurip oleh Republika.co.id, lawatan kenegaraan ini menjadi momen penting baik bagi Arab maupun Indonesia.

"Itu penting baik bagi Arab maupun Indonesia," kata Alex

Ia menjelaskan, di sektor perekonomian, Arab Saudi menilai pertemuan ini menjadi momen untuk memperluas kerja sama dengan Indonesia. Alex mencontohkan, dengan kondisi harga minyak yang belum pasti dan menurun saat ini, membuat Arab Saudi perlu melakukan diversifikasi ekonomi.

Salah satu negara dengan potensi pasar yang besar dan secara kultural keagamaan sama dengan Arab yaitu Indonesia. Pertumbuhannya juga ketiga tertinggi di dunia. Dari segi ekonomi, Indonesia dilihat penting bagi Arab untuk mengantisipasi turunnya harga minyak,

Sementara itu, dari segi geopolitik di Timur Tengah saat ini, tengah terjadi persaingan antara Arab Saudi dengan Iran. Imbasnya, kedua negara itu tengah bersaing merebut simpati dari negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, yaitu Indonesia.

Alex mengatakan, kunjungan Raja Arab Saudi tersebut juga dilakukan untuk mengantisipasi kondisi geopolitik yang terjadi. Sehingga, Arab berupaya meningkatkan kembali hubungan baik dengan negara-negara di Asia dengan melakukan lawatan ke sejumlah negara di Asia. Karena itu, Alex juga menilai, kunjungan ini menjadi momen bagi Arab untuk mendekati Indonesia kembali.

"Jadi Arab semakin terbuka dengan Indonesia yang penting untuk didekati. Iran juga melakukan hal yang sama dengan Indonesia. Keduanya bersaing ingin mengambil hati, menarik simpati dari Indonesia," ujarnya.

Sedangkan bagi Indonesia, kunjungan negara yang kaya akan minyak ini memberi keuntungan tersendiri, khususnya untuk meningkatkan berbagai kerja sama termasuk di bidang minyak dan gas dan pariwisata.

"Bagi kita, Arab Saudi itu sumber investasi di bidang ekonomi, pariwisata, dan minyak. Mereka sudah mempunyai  pengalaman dan jejaring pasar internasional yang luas," kata dia.

Korban Crane Mekkah

Kunjungan Raja Arab Saudi  ke Indonesia juga memberikan harapan bagi para korban peristiwa jatuhnya “crane”  di Mekkah pada 11 September 2015. Kurang lebih ada 30 orang baik yang sudah meninggal atau menderita cacat permanen.

Kala itu, Raja Salman berjanji akan memberikan santunan sebesar 1000real atau sekitar 3.8 Mulyar rupiah kepada setiap korban dan akan mengundang mereka untuk naik haji bersama keluarga.

Namun janji tersebut tidak juga terealisasi sehingga kedatangan Raja Salman ke Indonesia akan memenuhi janji yang pernah diucapkan. Janji seorang Raja.

Jamaah Haji Indonesia Terbesar di Dunia

Dari seluruh negara yang mengirimkan jemaahnya, Indonesia tercatat sebagai negara pengirim calon jemaah haji terbesar di dunia. "Indonesia adalah negara paling banyak jemaahnya yang datang ke Arab,"kata Duta Besar Arab Saudi di Indonesia Mustofa Ibrahim Al Mubarak saat berkunjung ke redaksi Tempo, Rabu, 14 November 2012.

Menurut Mustafa, setiap tahun negaranya menampung sekitar 4 juta lebih orang dari seluruh dunia yang ingin melaksanakan ibadah haji. Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia, tentu saja mengirim calon jemaah haji dalam jumlah besar.

Tahun ini Indonesia mengirim jemaah haji sebanyak 221 ribu orang dengan rincian 190 ribu jamaah ONH, dan sisanya ONH Plus. "Angka itu sudah disesuaikan dengan kuota tiap-tiap negara," kata dia.
Jika jumlah Jemaah haji Indonesia setiap tahun adalah 200 ribu dan biaya naik haji per orang adalah 40 juta maka  setiap tahun Indonesia menyumbang devisa ke Arab Saudi sebesar 8 Triliun rupiah. Sehingga layak jika Raja Arab Saudi berkunjung ke Indonesia, salah satu negara penyumbang devisa ke Arab Saudi.

Apakah Raja Salman Raja Muslim di Indonesia?

Itulah judul headline BBC Indonesia yang dimuat pada tanggal 25 Februari 2017. Judul ini cukup menggelitik mengingat Indonesia adalah Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia.

Arab Saudi dipandang sebagai negara yang sangat penting di kalangan Muslim dunia, termasuk Indonesia karena di situlah terdapat dua tempat suci Islam, seperti dikatakan Yahya Cholil Staquf, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

"Orang Indonesia itu jelas melihat Saudi sebagai suatu negara yang penting, dalam pikiran mereka sebagai Muslim. Sebagian mayoritas warga Indonesia sebagai Muslim. Karena disitu ada Mekah Madinah, dua tempat suci, Dan raja Saudi adalah pengelola dua tempat suci itu. Jadi tentu orang Islam, khususnya Muslim di Indonesia melihat Raja Salman sebagai raja yang menguasai dua tempat suci ini."
Jadi Raja Arab Saudi adalah penguasa kerajaan Arab yang menguasai tempat suci umat Islam yaitu Mekah dan Madinah bukan Raja Muslim di Indonesia.

Raja Salman dan Ahok

Kunjungan Raja Arab Saudi ditengah goncang gancing isu penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta adalah satu dari rencana Tuhan Yang Maha Kuasa. Duta Besar RI untuk Saudi Arab dan Organisasi Kerjasama Islam atau OKI, Agus Mahfud Abegebriel, pada wawancaranya di TV ONE mengatakan bahwa pihak Kerajaan mengusulkan 3 tanggal untuk kunjungannya ke Indonesia dan mereka memilih untuk datang pada tanggal 1 Maret 2017 setelah kunjungannya ke Malaysia selesai dan akan dilanjutkan ke Jepang.

Dalam rombongannya, Raja Salman didampingi oleh 2 orang Menteri yaitu Menteri Urusan Pelayanan Sipil dan Menteri Urusan Perkotaan. Hal-hal yang akan dibicarakan pada pertemuan yang direncanakan akan terjadi pada tanggal 2 Maret 2017 adalah seputar materi efektivitas birokrasi serta layanan publik.

Seperti kita ketahui bahwa Ahok berhasil merubah wajah birokrasi Pemprov DKI Jakarta menjadi sangat efisien.   Raja Salman sendiri sebelum dinobatkan menjadi Raja, beliau menjadi Gubernur untuk jangka waktu yang sangat lama. Prestasi-prestasi Ahok banyak dibicarakan dikalangan Warga Negara Indonesia yang bermukim di Arab Saudi, terutama dimedia sosial  dan hal ini terpantau oleh pihak Kerajaan.

Sepertinya status Gubernur DKI Jakarta sebagai terdakwa pada kasus Penistaan Agama tidak mempengaruhi pandangan Kerajaan Arab Saudi akan prestasi-prestasi yang telah Ahok raih selama menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Sebagai Pintu Gerbang Negara, sangatlah penting membangun dan menata Jakarta secara cepat, modern, dan profesial agar kesetaraan dengan kota-kota besar lain di dunia segera terwujud nyata karena semua Tamu Negara akan selalu transit di Jakarta.

Demikian rangkuman pendapat dan opini masyarakat Indonesia yang diambil dari berbagai sumber tentang Kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia.

Salam Kita Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar