Makna Tongkat Dalam Kisah Sunan Kalijaga Berguru – Satu pertanyaan yang mengganjal di hati ketika mendengar, membaca atau menyaksikan kisah Sunan Kalijaga saat berguru kepada Sunan Bonang. Dimana Raden Said harus menunggu tongkat yang ditancapkan oleh Sunan Bonang di pinggir sungai sampai sang guru kembali menemuinya.
Tongkat yang ditancapkan.
Apakah memang mengandung makna sesungguhnya yaitu sebuah tongkat terbuat dari kayu dengan fungsi sebagai penuntun jalan yang ditancapkan oleh Sunan Bonang untuk menguji kesungguhan dan kesabaran Raden Said, seorang perampok budiman atau memiliki makna tersirat lainnya?
Dalam kisah yang pernah kita dengar, di pinggir sungai, Brandal Lokajaya menunggui tongkat gurunya tersebut hingga bertahun-tahun lamanya sampai-sampai tidak sempat merawat tubuhnya sehingga rambut, jambang dan kumisnya tumbuh panjang. Bahkan badannya ditumbuhi lumut dan dikerubuti akar-akar tanaman dan tanaman menjalar lainnya.
Sehingga orang-orang yang melihatnya menyebutnya sebagai “seng jogo kali” atau “kali jogo” atau penunggu sungai.
Dan, pertapaannya di pinggir sungai berakhir ketika beberapa tahun kemudian Sunan Bonang kembali menemuinya.
Dalam pemikiran saya yang masih dangkal, jika tongkat itu hanyalah tongkat kayu biasa maka perjuangan Sunan Kalijaga memang sangatlah luar biasa mengingat kesungguhan dan kesabarannya yang tinggi dalam usahanya menuntut ilmu. Dan itu bukanlah hal yang sulit bagi orang-orang jaman dulu yang memang gemar laku prihatin.
Namun, jika itu hanya sebuah tongkat biasa saja, fisik manusia memiliki keterabatasan. Jangankan sampai bertahun-tahun, menjalankan laku puasa selama 40 hari lamanya saja tanpa makan dan minum, hanya dapat dilakukan beberapa orang pilihan saja.
Sedangkan apa yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga, bertahun-tahun lamanya tanpa makan dan minum bahkan beliau sudah tidak memperhatikan kebutuhan badannya lagi, sudah melewati ambang batas kemampuan fisik seorang manusia.
Kecuali beliau sudah mengenal, merasakan dan mengetahui keberadaan rahasia Tuhan yang ada di dalam dirinya.
Sehingga menurut pendapat penulis, tongkat yang ditancapkan itu adalah satu kiasan tentang pengertian, pemahaman dan penerapan ajaran tauhid yang ditancapkan dalam-dalam ke dasar hati Raden Said.
Sunan Kalijaga |
Dan setelah meyakini ajaran tauhid tersebut hingga merasuk sampai ke tulang terdalamnya, yang dibutuhkan waktu hingga bertahun-tahun, maka Sang Brandal Lokajaya ini berubah menjadi sosok Wali dan penyebar agama Islam terkenal di pulau Jawa.
Itulah sekelumit penafsiran penulis tentang pengertian tongkat yang ditancapkan di pinggir sungai oleh Sunan Bonang dalam kisah Raden Said berguru.
Jika anda memiliki penafsiran lain tentang hal itu, mari kita berbagi. Silahkan isi pendapat anda pada kolom komentar yang ada dibawah ini.
Semoga bermanfaat..
Untuk menjadi orang pilihan memang membutuhkan kesabaran dan pengorbanan seperti penantian Suman Kalijaga
BalasHapusSip...
BalasHapusApakah tidak termasuk didalamnya pelatihan, seperti :
BalasHapus1. Kepercayaan thp sang Guru
2. Kesabaran diri
3. Ketawakalan thd Tuhan YME
4. Keikhlasan niat yg suci
5. Kemauan yg sangat besar untuk berubah menjadi baik dan
6. deraan diri dari dosa2 yg telah ia lalui sebagai pintu taubat
Sungguh tak terbayangkan sebagai orang awam SPT kita2 ini akan laku Sunan Kalijogo tsb.
Koyo sing nulis kie ceritone
BalasHapus