Home » » Manusia dan Mahluk Gaib

Manusia dan Mahluk Gaib

 Manusia dan Mahluk Gaib

Seorang manusia mampu mendatangkan uang dan benda-benda lain dengan bantuan mahluk gaib seperti yang dilakukan oleh Taat Pribadi yang diyakini oleh pengikutnya, menunjukkan bahwa manusia dan jin atau mahluk gaib bisa menjalin hubungan lalu melakukan kerjasama layaknya kerjasama dengan manusia.

Seperti dalam kisah Aladin dan lampu wasiat, sang Jin akan menyediakan segala keperluan Aladin ketika Aladin memanggilnya dan menyuruhnya melaksanakan perintah dan permintaannya.

Aladin dan Jin
Aladin dan Jin Kartubi
Jin Kartubi merasa berhutang budi karena Aladin telah membebaskannya dari penjara gaib sehingga  ia mengabdikan dirinya kepada Aladin. Tapi jika tidak maka sang Jin akan berkata “wani piro?” seperti kita saksikan pada salah satu tayangan iklan Djarum 76.

Manusia,  Jin atau mahluk gaib adalah mahluk ciptaan Tuhan juga. Hubungan dengan mahluk gaib tak ubahnya seperti hubungan antara sesama mahluk, bisa bersifat ‘simbiosis mutualisme’ atau ‘simbiosis gak bermutu’.  Bedanya, Jin tidak terikat dengan hokum yang berlaku di alam manusia sehingga ketika mahluk gaib melakukan pelanggaran, ia tidak bisa dituntut secara hokum.

Saat diminta untuk mendtangkan uang oleh salah seorang Polisi yang menangkapnya, Taat Pribadi berkata “sekarang saya tidak bisa Pak, karena Jin Ifrit yang membantu saya terkena gas air mata.

Ada dua kemungkinan dari jawaban tersebut, pertama : Taat pribadi memang melakukan praktek penipuan, terbukti dia tidak bisa menggandakan uang di hadapan polisi. Kedua : Jin yang membantunya memang sudah dilumpuhkan terlebih dahulu oleh polisi, tidak disangkal lagi jika pihak kepolisian juga memiliki seorang atau lebih penasehat spiritual untuk menghadapi kekuatan gaib pelaku kejahatan.

Anda masih bingung?

Mari kita perhatikan uraian dibawah ini, yang mungkin akan memberikan sedikit gambaran kepada kita bahwa manusia dan mahluk Tuhan lainnya bisa menjalin hubungan termasuk dengan mahluk gaib.

Baca Juga : Uang, Uang Gaib dan Praktek Penggandaan Uang

Manusia, Kelebihan dan Kekurangan

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Fitrahnya, manusia diciptakan sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi baik pemimpin bagi dirinya sendiri, rumah tangga dan lingkungannya.

Sedangkan kekurangan yang menjadi kesempurnaan seorang manusia adalah manusia memiliki hawa nafsu. Jika manusia dapat mengendalikan hawa nafsu-nya dan menuntunnya ke jalan Tuhan maka ia akan menjadi manusia utama namun jika manusia yang dikendalikan atau diperbudak oleh hawa nafsunya sendiri maka ia akan menjadi mahluk yang serendah-rendahnya.

Manusia bisa menjadi mahluk paling mulia namun sebaliknya manusia juga bisa menjadi mahluk paling hina, paling rendah, paling jahat dan predikat jelek lainnya.

Pernah kita mendengar apa yang dilakukan oleh manusia, seorang ayah yang tega menggauli anak kandungnya sendiri, seorang anak menggauli ibu kandungnya sendiri, seorang ayah membunuh anak kandungnya sendiri dan seorang ibu me-mutilasi anak kandungnya sendiri. 

Alangkah rendahnya perbuatan itu, bahkan hewan pun tidak dapat melakukannya.

Mahluk Gaib, Kelebihan dan kekurangannya

Mahluk Gaib adalah mahluk yang tidak terlihat, mahluk yang tidak memiliki badan jasmani seperti jin, peri, arwah-arwah dan lain-lain. Disebut ‘Mahluk’ karena mereka adalah ciptaan Tuhan, sama seperti manusia, yang membedakan adalah mereka tidak memiliki badan fisik atau jasmani sehingga mereka menjadi gaib atau tidak terlihat oleh pandangan manusia.

Mahluk Gaib juga memiliki hawa nafsu, perasaan dan keinginan.  Mereka tinggal di dunia ini bersama-sama manusia, bersebelahan namun mereka tak terlihat. Orang-orang di Kalimantan menyebutnya ‘alam sebelah’.

Kelebihan Mahluk Gaib

  • Mahluk gaib bisa melihat manusia sementara manusia tidak bisa melihatnya kecuali orang-orang yang diberi kemampuan khusus.
  • Mahluk Gaib bisa berubah wujud atau membuat wujud seperti manusia.
  • Mahluk Gaib bisa menciptakan, mendatangkan benda atau materi secara gaib.

Kekurangan Mahluk Gaib

Mahluk Gaib terutama arwah-arwah penasaran, merindukan memiliki badan jasmani sehingga dapat mengecap rasa seperti saat mereka hidup di dunia. Mereka hanya menyerap sari-sari makanan tanpa dapat merasakan dengan lidah dan indera perasa nya.

Sehingga sering kita dengar fenomena kesurupan dalam kehidupan kita,  karena mahluk gaib tersebut ingin menggunakan badan jasmani manusia untuk keperluannya.

Hubungan Manusia dan Mahluk Gaib

Manusia dan Mahluk Gaib memiliki hubungan yang erat mengingat manusia juga memiliki sisi kegaiban dalam dirinya.

Bagi manusia yang memiliki mata batin atau mata ketiga, mereka bisa melihat, merasakan dan berkomunikasi lalu menjalin hubungan dengan mahluk gaib. Sementara manusia biasa, hanya bisa berhubungan dengan mahluk gaib melalui mimpi.

Jenis-jenis hubungan manusia dan mahluk gaib adalah sebagai berikut.

Pemujaan

Manusia memuja mahluk-mahluk gaib yang memiliki kesaktian dan kemampuan membantu manusia dengan cara memberi sesaji dan lain-lain dengan harapan mahluk gaib tersebut mau membantu keperluannya.

Dalam hal ini, mahluk Gaib mempunyai kedudukan lebih tinggi dari manusia.

Persahabatan

Manusia dan Mahluk Gaib mempunyai kemampuan dan kedudukan yang sama. Mereka menjalin hubungan atas dasar suka sama suka, saling menghormati dan menghargai.

Persekutuan

Manusia dan Mahluk gaib bersekutu.

Manusia dan mahluk gaib menjadi sekutu dalam suatu kepentingan, manusia memerlukan mahluk gaib untuk membantu keperluan hidupnya seperti harta kekayaan, kesaktian  dan lain-lain, sebagai imbalannya manusia menyerahkan tumbal berupa jiwa, baik jiwanya sendiri maupun jiwa keluarganya atau teman dan kerabatnya.

Persekutuan kedua, Mahluk Gaib membutuhkan badan jasmani manusia untuk keperluan pribadinya, seperti menyampaikan pesan kepada sanak keluarganya, menggunakan tubuh  manusia untuk melakukan amal ibadah dengan membantu menyembuhkan orang sakit, terkena guna-guna dan lain sebagainya. Sebagai imbalannya mahluk gaib tersebut membantu manusia yang badan jasmaninya digunakan. Disebut ‘Perewangan’.

Manusia dan Mahluk Gaib Saling Memanfaatkan

Manusia dan mahluk gaib yang menjalin hubungan pada umumnya disertai pamrih dan kepentingannya masing-masing. Dalam hal ini yang berlaku adalah hukum rimba, siapa yang kuat akan memanfaatkan yang lemah.

Besar kecilnya, kuat lemahnya mahluk tergantung tingkat keimanannya kepada Allah sang Maha Gaib dan Maha Kuat . Sumber dari segala sumber kekuatan di alam semesta.

Peringatan

Hubungan manusia dan mahluk gaib apapun bentuknya memiliki dua sisi yang berlawanan, sisi mana yang lebih kuat akan menggelincirkan manusia ke dalam dosa besar yaitu ‘Menyekutukan Tuhan’.

Kesimpulan

Karena manusia dan mahluk gaib adalah sama-sama mahluk ciptaan Tuhan, maka mari kita ciptakan hubungan yang harmonis, saling menghargai, saling menghormati dan saling membantu dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan.

Hanya kepada Allah tempat kita meminta.

Wasalam.

0 komentar:

Posting Komentar