Home » » Togel Membawa Hikmah?

Togel Membawa Hikmah?

Bau harum setanggi menyeruak menusuk hidung Brodin yang baru saja menaruh pantatnya di bangku jaga sebuah lembaga pendidikan di depan rumahnya. Secara reflek ia membentengi dirinya dengan doa-doa, memohon perlindungan karena malam itu adalah malam Jum'at Legi.


Melihat reaksi tamunya, Yanto sang penjaga malam bertanya, "ada apa Cak?"

"Saya mencium bau setanggi, siapa yang membakarnya?"

"Angkoro dan teman-temannya, mereka sedang mencari nomor togel. Di pojok situ Cak." Kata Yanto sambil menunjukkan sumber bau tersebut.

Brodin mengikutinya.

Di bawah tiang bangunan, tampak sebuah piring kecil berisi telur ayam 'tembean', segelas kopi dan beberapa batang rokok. Di sampingnya seonggok setanggi masih membara dan mengepulkan asap.

"Kalau penghuni tempat ini berkenan, maka mereka akan menuliskan nomor togelnya di telur itu." Jelas Yanto sementara Brodin manggut-manggut.

Sambil duduk kembali Brodin berkata, "saya teringat beberapa teman saya dulu. Mereka seperti Angkoro, suka judi togel."

"Masak?"

"Iya, namanya Rahman dan Muchsin. Rahman main togel karena dililit hutang sampai-sampai dia tidak mampu membayar. Alih-alih mau membayar hutangnya, malah hutangnya semakin banyak. Kalau Muchsin memang penjudi."

"Terus bagaimana mereka sekarang?" Tanya Yanto.

"Alhamdulillah, Rahman sekarang menjadi pedagang kain yang cukup besar di daerahnya, Muchsin sekarang mempunyai pondok pesantren sendiri."

"Gara-gara togel?" Tanya Yanto terkejut sementara Brodin mengangguk.

"Bagaimana ceritanya?" Yanto penasaran.

Setelah membenahi posisi duduknya, Brodin mulai bercerita.

Rahman dulunya adalah seorang pedagang bahan bangunan yang cukup berhasil di Jakarta. Karena pergaulannya dengan orang-orang yang hanya memanfaatkan hartanya, akhirnya dia terjebak dan selingkuh dengan seorang wanita. Istrinya minta cerai.

Sejak perceraian itu, usahanya mulai surut dan mulai berhutang. Semakin lama hutangnya semakin menumpuk sampai rumah, mobil dan usahanya dijual untuk menutupi hutangnya. Itu pun belum semua, masih banyak sisa hutangnya yang harus dilunasi.

Setelah itu, dia mulai bermain judi togel. Sudah habis banyak, hampir ratusan nomor dia beli tapi hasilnya hanya cukup untuk biaya makannya saja. Niatnya hanya ingin melunasi hutangnya dan kembali berdagang.

Suatu ketika dia bertemu dengan seorang ulama, Kyai Hasbullah dari Mojokerto. Kepada beliau dia sampaikan niatnya untuk melunasi hutang-hutangnya kemudian berhenti main judi. Beliau memberikan satu amalan doa yang harus diajalankan.

"Temenan nggih, mantun niki mandeg." Pesan beliau.

"Nggih Kyai." Jawab Rahman.

Setelah mendapat amalan itu, Rahman pulang ke kontrakannya. Seminggu lamanya dia mengamalkan apa yang disuruh oleh Kyai Hasbullah. Pada hari Senin datang seorang wanita yang bertamu ke rumahnya, Rahman tidak mengenal wanita itu.

"Mas, saya minta nasi putihnya." Pinta wanita itu.

Rahman tanggap lalu segera pergi ke dapur untuk mengambil nasi. Saat ia berada di dapur, wanita itu berkata, "hari Rabu besok, potong ayam Mas, biar banyak rejeki."

"Ya Bu." Jawab Rahman sambil melangkah menemui wanita itu. Namun wanita itu sudah menghilang. Rahman mencoba mencari keluar rumah, bertanya kepada tetangga atau orang-orang di sepanjang jalan. Hasilnya, mereka tidak pernah bertemu wanita itu.

Pada hari Rabu, Rahman membeli nomer togel yang sesuai dengan gambaran ayam. Mulai dari taruhan 2,3 dan 4 angka dia beli. Dan, tembus semua, hingga Rahman dapat melunasi semua hutangnya serta memiliki modal untuk memulai usaha.

Sekarang Rahman memiliki usaha perdagangan kain yang cukup besar dan berhenti main judi.

"Amalannya apa Cak?" Tanya Yanto setelah mendengar cerita itu.

"Itu yang lupa saya tanyakan sama dia, lain kali saja kalau ketemu Rahman." Jawab Brodin.

"Terus bagaimana ceritanya Muchsin?" Yanto kembali bertanya.

"Waduh, saya sudah ngantuk, besok malam saja saya cerita lagi." Jawab Brodin sambil mengangkat pantatnya lalu beranjak pergi, meninggalkan Yanto yang penasaran.

Bersambung ..

0 komentar:

Posting Komentar