Syair “Tanpo Waton” dan Seorang Sahabat : Ketika saya menelpon seorang sahabat, terdengar syair lagu yang didendangkan oleh Gus Dur sebagai NSP-nya mengalun merdu. Rupanya sahabat tersebut sengaja tidak mengangkat telpon agar saya lebih lama mendengar syair tersebut. Inilah syair yang saya dengar.
Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma'rifate
Ugo haqiqot manjing rasane
Ugo haqiqot manjing rasanee...
Awalnya saya merasa asing mendengar syair-syair dalam bahasa Jawa tersebut, karena sudah lebih dari 10 tahun merantau dan bergaul dalam lingkungan bukan orang Jawa. Merasa penasaran saya mencoba mencari tahu tentang syair tersebut dari berbagai sumber.
Ternyata syair tersebut adalah syair "Tanpo waton" atau yang lebih kita kenal sebagai syair "Gus Dur" yang disusun oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dua bulan menjelang beliau wafat.
Dari sumber lain juga disebutkan bahwa sebenarnya syair ini di ciptakan oleh hadratus syeikh Hasyim Asy'ari (Kakek Gus Dur) yang kemudian di kumandangkan lagi oleh Gus Dur. Isi syair berbahasa jawa ini sarat dengan nilai-nilai spiritual yang sangat patut kita resapi makna dibaliknya.
Berikut ini adalah isi lengkap syair Gus Dur (Tanpo Waton).
Ngawiti ingsun nglaras syi'iran # Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan # Rino wengine tanpo pitungan
Rino wengine tanpo pitungan...
Duh bolo konco priyo wanito # Ojo mung ngaji syare'at bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco # Tembe mburine bakal sangsoro
Tembe mburine bakal sangsoro...
Akeh kang apal Qur'an Haditse # Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke # Yen isih kotor ati akale
Yen isih kotor ati akale...
Gampang kabujuk nafsu angkoro # Ing pepaese gebyare donyo
Iri lan meri sugihe tonggo # Mulo atine peteng lan nisto
Mulo atine peteng lan nisto...
Ayo sedulur jo nglaleake # Wajibe ngaji sa'pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide # Baguse sangu mulyo matine
Baguse sangu mulyo matine...
Kang aran sholeh bagus atine # Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma'rifate # Ugo haqiqot manjing rasane
Ugo haqiqot manjing rasanee...
Al-Qur'an Qodim wahyu minulyo # Tanpo tinulis iso diwoco
Iku wejangan guru waskito # Den tancepake ing jero dodo
Den tancepake ing jero dodo...
Kumantil ati lan pikiran # Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat rosul dadi pedoman # Minongko dalan manjinge iman
Kelawan Alloh kang moho suci # Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadlohi # Dzikir lan suluk jo nganti lali
Dzikir lan suluk jo nganti lali...
Uripe ayem rumongso aman # Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo nadjan pas-pasan # Kabeh tinakdir saking pengeran
Kabeh tinakdir saking pengeran...
Kelawan konco dulur lan tonggo # Kang podo rukun ojo dursilo
Iku sunnahe rosul kang mulyo # Nabi Muhammad panutan kito
Nabi Muhammad panutan kito...
Ayo nglakoni sekabehane # Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senadjan asor toto dzohire # Ananging mulyo maqom drajate
Ananging mulyo maqom drajate...
Lamun palastro ing pungkasane # Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone # Utuh mayite ugo ulese
Utuh mayite ugo ulese...
Aku memulai menembangkan (menyanyikan) sya’ir # Dengan memuji kepada Tuhan
Yang memberi rahmat dan kenikmatan # Siang dan malam tanpa perhitungan
Wahai para sahabat pria dan wanita # jangan hanya belajar syari’at saja
Hanya pandai mendongeng (bicara),menulis dan membaca # Akhirnya hanya akan sengsara
Banyak yang hafal al-Qur’an dan hadistnya # Suka mengkafirkan orang lain
Kekafirannya sendiri tidak diperhatikan # Kalau masih kotor hati dan akalnya
Mudah tertipu nafsu angkara # Dalam hiasan gemerlapnya dunia
Iri dan dengki kekayaan tetangga # Maka hatinya gelap dan nista
Mari saudara jangan melupakan # Kewajiban mengaji (belajar) lengkap dengan aturannya
Untuk menebalkan iman tauhidnya # Bagusnya bekal mulia matinya
Yang disebut orang shaleh itu bagus hatinya # Karena sempurna seri keilmuannya
Melakukan thariqat dan ma’rifatnya # Juga hakekat meresap rasanya
Al-qur’an qodhim wahyu yang mulia # Tanpa ditulis bisa dibaca
Itu wejangan (pesan) guru yang waskita # Ditancapkan ke dalam dada
tergantung (tertempel) di hati dan pikiran # Merasuk ke dalam badan dan tubuh
Mu’jizat rasul ( Al-qur’an ) jadi pedoman # Sebagai jalan masuknya iman
Kepada Allah yang Maha suci # Harus berpelukan (mendekatkan diri) siang dan malam
Diusahakan dan dilatih # Dzikir dan suluk jangan sampai dilupakan
Hidupnya tentram dan merasa aman # Itulah perasaan tanda beriman
Sabar menerima meskipun (hidup) pas-pasan # Semua sudah ditakdirkan dari Tuhan
Terhadap teman, saudara dan tetangga # Rukunlah jangan bertengkar
Itu sunnah Rasul yang mulia # Nabi Muhammad suri tauladan kita
Mari jalani semuanya # Allah yang akan mengangkat derajatnya
Meskipun rendah secara lahiriah # Namun mulia kedudukan derajatnya disisi Allah
Ketika ajal telah datang di Akhir # Tidak tersesat roh dan sukma(raga)nya
Disanjung Allah surga tempatnya # Utuh (lengkap) jasadnya juga kain kafannya
Begitulah isi dan terjemahan dari syair “Tanpo Waton” yang didendangkan oleh Gus Dur dua bulan menjelang kematiannya.
Dan syair ini semakin terkenal bahkan dijadikan Nada Sambung Pribadi (NSP) oleh banyak orang terutama GusDur-ian setelah peristiwa longsornya makam Gus Dur sehingga terlihat jasad dan kain kafan Gus Dur masih utuh padahal sudah satu tahun lamanya beliau meninggal.
Hal ini menunjukkan bahwa apa yang terkandung dalam syair “Tanpo Waton” memang sudah menjadi amalan Gus Dur sehingga terbukti jasad dan kain kafannya masih utuh meskipun beliau sudah meninggal setahun lebih.
Seperti terungkap dalam bait terakhir syair “tanpo waton”..
Lamun palastro ing pungkasane # Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone # Utuh mayite ugo ulese
Terus apa hubungannya dengan sahabat Saya?
Waktu saya menelpon dia, itu adalah kali pertama saya berhubungan kembali dengannya setelah hampir sepuluh tahun lebih saya tidak berjumpa dengan sahabat saya tersebut.
Sebelumnya saya sangat mengenalnya dengan baik bagaimana tingkah-laku dan perbuatannya. Namun setelah kembali bertemu dan bergaul lagi, sungguh sangat berbeda tingkah-laku dan perbuatannya meskipun dalam beberapa hal tertentu masih seperti dulu.
Rupanya, syair “Tanpo Waton” yang menjadi NSP-nya, sangat membekas dan menjadi amal perbuatannya sehingga merubahnya menjadi sosok yang lebih matang dan lebih dewasa.
Semoga dengan menyebar-luaskan syair “Tanpo Waton” yang didendangkan oleh Gus Dur akan merubah saya dan sahabat-sahabat saya yang lain mengikuti jejak Gus Dur, menjadi sosok yang lebih baik.
Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar